Tampilkan postingan dengan label Makanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makanan. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Mei 2015

Menikmati Musim Gugur di Negeri Kiwi

Musim Gugur di Selandia Baru
Selandia Baru, berbicara tentang negara yang satu ini tentu kita akan langsung membayangkan keindahan alamnya yang mempesona. Nah, untuk menikmati keindahan alam negeri kiwi yang luar biasa waktu yang paling sempurna adalah ketika musim gugur di sepanjang bulan Maret hingga Mei. Musim gugur di Selandia Baru sangat sayang untuk dilewatkan karena pada musim ini mata Anda akan dimanjakan dengan suguhan pemandangan menakjubkan berupa perpaduan warna emas dan merah tua yang menyelimuti seluruh dedaunan dan pepohonan yang ada di sana.

Saat musim gugur, Selandia baru menawarkan cuaca yang sangat nyaman dan stabil dengan temperatur udara berkisar 17OC. Selama musim ini, cuaca siang hari di Selandia Baru terasa sejuk sehingga sangat cocok untuk mengeksplorasi tempat-tempat indah di sana. Namun, pada malam hari suhu bisa semakin dingin selama musim ini, jadi pastikan Anda siap membawa baju hangat.

Sepanjang musim ini, pantai dan danau biasanya banyak menjadi pilihan para traveler yang berkunjung ke Selandia baru mengingat tempat-tempat tersebut cukup hangat dan nyaman untuk dijadikan tempat berenang ataupun menghabiskan waktu bersantai sambil menikmati keindahan alam. Satu hal yang menarik, musim gugur di Selandia Baru juga “diramaikan” dengan tumbuhnya pohon-pohon Feijoa, yakni pepohonan khas negeri kiwi tersebut yang menghasilkan buah hijau masam tetapi lezat untuk disantap ketika baru dipanen.

Para traveler yang mengunjungi Selandia Baru selama musim gugur pun dapat melihat sekaligus menikmati beragam festival tahunan yang diselenggarakan di sana. Dua festival musim gugur yang sangat menarik dan tak boleh terlewatkan adalah Hot Air Balloon Festival di Waikato dan Bluff Oyster Festival di Southland Town. Keduanya merupakan event khas tahunan di daerah masing-masing.

The Hot Air Balloon Festival di Waikato
The Hot Air Balloon Festival di Waikato merupakan sebuah festival yang sangat menarik. Dalam festival ini, sekumpulan balon udara warna-warni akan diterbangkan secara bersamaan di atas Hamilton dan Waikato. Tentu saja menjadi sebuah pemandangan yang sangat indah dan membawa pesona tersendiri bagi para pengunjung yang datang untuk menonton. Festival ini merupakan ikon tahunan yang diselenggarakan bagi masyarakat sekitar dan biasanya berlangsung selama 5 hari pada akhir bulan Maret di Innes Common, Hamilton Lake, dan The University of Waikato.

The Hot Air Balloon Festival
Dalam festival ini pengunjung dapat menyaksikan pemandangan dari balon-balon udara sejak matahari terbit sekitar pukul 07.30 pagi waktu setempat, dan pada malam harinya pengunjung dapat melihat cahaya-cahaya balon udara tersebut sambil diiringi dengan musik orkestra dan ditutup dengan pertunjukkan kembang api yang mengagumkan.

The Bluff Oyster Festival di Southland Town
The Bluff Oyster Festival merupakan festival tahunan yang menarik minat banyak pengunjung untuk datang ke Southland Town. Dalam festival ini, para pengunjung dapat menikmati pemandangan, iringan musik, dan cita rasa kerang tiram segar dan lezat khas Selandia Baru yang sangat terkenal di seluruh dunia. Festival ini digelar mulai dari bulan Maret hingga Agustus setiap tahunnya. Selain tiram, para pengunjung juga dapat menikmati beragam makanan laut lain yang super lezat.

The Bluff Oyster Festival
Di samping pemandangan indah dan beragam festival musim gugur yang menarik, Selandia Baru juga memiliki masyarakat atau penduduk lokal yang sangat ramah dan senang berbagi cerita tentang budaya dan cara hidup mereka. Keramahan dan kehangatan penduduk lokal ini menjadikan negeri kiwi semakin istimewa.

Note:
Informasi komplit mengenai beragam hal yang ada di Selandia Baru dapat Anda temukan di www.tourismnewzealand.com

Kamis, 23 Oktober 2014

Mi Aceh Titi Bobrok VS Mi Gomak



Danau Toba, salah satu destinasi favorit yang senantiasa menjadi pusat perhatian dan tujuan utama para pelancong yang berkunjung ke Sumatra Utara. Namun tak hanya itu, sesungguhnya Sumatra Utara masih menyimpan begitu banyak daya tarik lain yang sayang kalau dilewatkan jika Anda berkesempatan untuk menginjakkan kaki di sana. Di antara segudang daya tarik itu, salah satunya adalah aneka kuliner khas Medan yang begitu menggugah selera dan “ramah” di kantong.

Dua kuliner yang wajib Anda cicipi saat berada di Medan adalah Mi Aceh Titi Bobrok dan Mi Gomak. Atas rekomendasi seorang teman, saat traveling ke Medan pun saya sempatkan diri untuk mampir ke Kedai Mi Aceh Titi Bobrok yang konon katanya sangat populer di Medan. Kedai Mi Titi Bobrok tak sulit dijangkau karena terletak di pusat kota Medan, tepatnya di Jalan Setia Budi. Sesuai namanya, menu andalan di kedai ini adalah Mi Aceh Titi Bobrok-nya. Untuk mengobati rasa penasaran, akhirnya menu itu pula yang saya pesan, satu porsi Mi Aceh Titi Bobrok. Terdapat tiga pilihan jenis Mi Aceh, yakni kuah, goreng dan basah (tidak terlalu kering tetapi juga tidak berkuah). Pilihan saya jatuh pada jenis yang ketiga, mi basah. 


Berbeda dari khas Mi Aceh kebanyakan yang beraroma rempah sangat menusuk, cita rasa Mi Aceh Titi Bobrok justru berbeda dengan aroma rempah yang tidak menusuk dan tidak terlalu pedas. Paduan bumbu-bumbu khas Aceh-nya menghasilkan rasa gurih dan lezat yang mampu memanjakan lidah. Untuk merasakan sensasi kelezatan Mi Aceh Titi Bobrok ini, Anda hanya harus merogoh kocek sebesar Rp9.000,00 per porsi. Sebagai pencuci mulut, jangan lupa memesan jus terong Belanda khas Medan yang dijamin akan membuat Anda sedikit mengernyitkan dahi karena sensasi asam, dingin dan segarnya. Untuk segelas besar jus terong Belanda, Anda cukup mengeluarkan Rp8.000,00 saja. 

Sedikit mengulik sejarahnya, ternyata pemberian nama unik “Titi Bobrok” pada kedai ini berawal dari ketidaksengajaan. Titi Bobrok yang berarti ‘jembatan rusak’ awalnya digunakan orang-orang untuk menyebut kedai ini karena dahulunya kedai ini terletak di samping sebuah jembatan rusak. Hingga kini meskipun jembatannya sudah tak lagi rusak, sebutan “Titi Bobrok” tak berubah bahkan telah menjadi ikon kuliner di tengah masyarakat Medan. 

Bergeser dari pusat Kota Medan, tepatnya di daerah Ajibata, Kabupaten Simalungun saya mencoba kuliner khas Sumatra Utara lainnya yang tak kalah unik dan lezat, yaitu Mi Gomak. Untuk menemukan Mi Gomak tidak sulit. Banyak restoran atau rumah makan yang terdapat di Kota Siantar, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, hingga Pulau Samosir menyediakan menu ini. Tetapi bagi Anda yang muslim, sebaiknya tetap harus memastikan dulu bahwa restoran atau rumah makan yang Anda datangi memajang label halal di pintu masuknya. 


Mi Gomak merupakan masakan khas tanah Batak Toba. Tak kalah dengan Mi Titi Bobrok, Mi Gomak juga menyimpan cerita unik dibalik namanya. Bahkan ada beragam versi yang muncul mengenai asal usul nama “Gomak” ini. Salah satunya menyebutkan bahwa mi ini dinamakan Mi Gomak karena dahulunya mi ini disajikan dengan cara digomak-gomak (‘digenggam menggunakan tangan’). Sebutan itu pun terus digunakan hingga sekarang, meskipun saat ini tidak lagi dihidangkan dengan cara digomak-gomak

Mi yang biasa dijadikan menu sarapan pagi oleh masyarakat Batak Toba ini memiliki tekstur dan cita rasa yang sangat khas. Mi-nya panjang, kenyal, berukuran lebih lebar dari lidi, berwarna agak oranye dan sedikit mirip spageti Itali. Itu juga yang menyebabkan Mi Gomak sering dijuluki spageti Batak. Kuahnya mirip gulai, bersantan tetapi tidak terlalu kuning, dan rasanya gurih. Yang membuat cita rasa khas Batak makin kentara dari masakan ini adalah aroma dan rasa bumbu andaliman (merica khas tanah Batak). Mi Gomak biasa disajikan dengan taburan kerupuk merah dan tambahan kuah tauco berisi irisan cabai hijau. Untuk menikmati kelezatan spageti Batak ini sebagai menu sarapan pagi, Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp10.000,00 untuk satu porsi ditambah Rp3.000,00 untuk segelas teh manis hangat. Harga yang terbilang sangat murah untuk menikmati sensasi sarapan pagi istimewa ditemani panorama Danau Toba yang indah dan hangatnya matahari pagi.