Kamis, 23 Oktober 2014

Mi Aceh Titi Bobrok VS Mi Gomak



Danau Toba, salah satu destinasi favorit yang senantiasa menjadi pusat perhatian dan tujuan utama para pelancong yang berkunjung ke Sumatra Utara. Namun tak hanya itu, sesungguhnya Sumatra Utara masih menyimpan begitu banyak daya tarik lain yang sayang kalau dilewatkan jika Anda berkesempatan untuk menginjakkan kaki di sana. Di antara segudang daya tarik itu, salah satunya adalah aneka kuliner khas Medan yang begitu menggugah selera dan “ramah” di kantong.

Dua kuliner yang wajib Anda cicipi saat berada di Medan adalah Mi Aceh Titi Bobrok dan Mi Gomak. Atas rekomendasi seorang teman, saat traveling ke Medan pun saya sempatkan diri untuk mampir ke Kedai Mi Aceh Titi Bobrok yang konon katanya sangat populer di Medan. Kedai Mi Titi Bobrok tak sulit dijangkau karena terletak di pusat kota Medan, tepatnya di Jalan Setia Budi. Sesuai namanya, menu andalan di kedai ini adalah Mi Aceh Titi Bobrok-nya. Untuk mengobati rasa penasaran, akhirnya menu itu pula yang saya pesan, satu porsi Mi Aceh Titi Bobrok. Terdapat tiga pilihan jenis Mi Aceh, yakni kuah, goreng dan basah (tidak terlalu kering tetapi juga tidak berkuah). Pilihan saya jatuh pada jenis yang ketiga, mi basah. 


Berbeda dari khas Mi Aceh kebanyakan yang beraroma rempah sangat menusuk, cita rasa Mi Aceh Titi Bobrok justru berbeda dengan aroma rempah yang tidak menusuk dan tidak terlalu pedas. Paduan bumbu-bumbu khas Aceh-nya menghasilkan rasa gurih dan lezat yang mampu memanjakan lidah. Untuk merasakan sensasi kelezatan Mi Aceh Titi Bobrok ini, Anda hanya harus merogoh kocek sebesar Rp9.000,00 per porsi. Sebagai pencuci mulut, jangan lupa memesan jus terong Belanda khas Medan yang dijamin akan membuat Anda sedikit mengernyitkan dahi karena sensasi asam, dingin dan segarnya. Untuk segelas besar jus terong Belanda, Anda cukup mengeluarkan Rp8.000,00 saja. 

Sedikit mengulik sejarahnya, ternyata pemberian nama unik “Titi Bobrok” pada kedai ini berawal dari ketidaksengajaan. Titi Bobrok yang berarti ‘jembatan rusak’ awalnya digunakan orang-orang untuk menyebut kedai ini karena dahulunya kedai ini terletak di samping sebuah jembatan rusak. Hingga kini meskipun jembatannya sudah tak lagi rusak, sebutan “Titi Bobrok” tak berubah bahkan telah menjadi ikon kuliner di tengah masyarakat Medan. 

Bergeser dari pusat Kota Medan, tepatnya di daerah Ajibata, Kabupaten Simalungun saya mencoba kuliner khas Sumatra Utara lainnya yang tak kalah unik dan lezat, yaitu Mi Gomak. Untuk menemukan Mi Gomak tidak sulit. Banyak restoran atau rumah makan yang terdapat di Kota Siantar, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, hingga Pulau Samosir menyediakan menu ini. Tetapi bagi Anda yang muslim, sebaiknya tetap harus memastikan dulu bahwa restoran atau rumah makan yang Anda datangi memajang label halal di pintu masuknya. 


Mi Gomak merupakan masakan khas tanah Batak Toba. Tak kalah dengan Mi Titi Bobrok, Mi Gomak juga menyimpan cerita unik dibalik namanya. Bahkan ada beragam versi yang muncul mengenai asal usul nama “Gomak” ini. Salah satunya menyebutkan bahwa mi ini dinamakan Mi Gomak karena dahulunya mi ini disajikan dengan cara digomak-gomak (‘digenggam menggunakan tangan’). Sebutan itu pun terus digunakan hingga sekarang, meskipun saat ini tidak lagi dihidangkan dengan cara digomak-gomak

Mi yang biasa dijadikan menu sarapan pagi oleh masyarakat Batak Toba ini memiliki tekstur dan cita rasa yang sangat khas. Mi-nya panjang, kenyal, berukuran lebih lebar dari lidi, berwarna agak oranye dan sedikit mirip spageti Itali. Itu juga yang menyebabkan Mi Gomak sering dijuluki spageti Batak. Kuahnya mirip gulai, bersantan tetapi tidak terlalu kuning, dan rasanya gurih. Yang membuat cita rasa khas Batak makin kentara dari masakan ini adalah aroma dan rasa bumbu andaliman (merica khas tanah Batak). Mi Gomak biasa disajikan dengan taburan kerupuk merah dan tambahan kuah tauco berisi irisan cabai hijau. Untuk menikmati kelezatan spageti Batak ini sebagai menu sarapan pagi, Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp10.000,00 untuk satu porsi ditambah Rp3.000,00 untuk segelas teh manis hangat. Harga yang terbilang sangat murah untuk menikmati sensasi sarapan pagi istimewa ditemani panorama Danau Toba yang indah dan hangatnya matahari pagi.