Setelah puas berkeliling
sembari memandangi satu persatu koleksi seni kaligrafi indah nan menawan di galeri
lantai 1 IAMM, kami pun beranjak ke bagian lain di museum ini. Kami langsung
menuju lantai 3 menggunakan elevator yang tersedia di sudut galeri. Tentu semua
bertanya-tanya, kenapa kami melewatkan lantai 2? Ya... kami sengaja melewatkan
lantai 2 karena galeri di lantai 2 sama halnya dengan galeri di lantai 1 hanya
berfungsi sebagai galeri khusus yang digunakan untuk pameran sementara, dan
saat kami berkunjung ke sana di galeri lantai 2 sedang tidak ada eksibisi
apapun—selain eksibisi Nun Wa Al Qalam
di galeri lantai 1.
Pintu lift terbuka
dan kami pun masuk ke dalam lift disusul oleh beberapa orang turis asing yang
ada di belakang kami. Seketika suasana menjadi cair saat turis-turis tersebut
menyambut senyuman kami dengan senyum yang tak kalah ramah dan perbincangan
kecil pun dimulai di dalam lift. Perbincangan seputar kekaguman kami pada lift IAMM
yang cantik. Ya... kami semua yang berada di lift waktu itu sama-sama terpukau
melihat desain interior lift yang juga dipenuhi torehan-torehan kaligrafi Arab berwarna
putih nan indah dan sangat detail. Kondisi lift yang masih sangat “mulus” dan tampak
baru pun pasti membuat siapapun yang menikmati fasilitas ini akan merasa sangat
nyaman.
Pintu lift terbuka,
kami tiba di galeri lantai 3 dan kekaguman kami pada museum ini pun berlanjut.
Di galeri ini disuguhkan beragam koleksi benda yang merepresentasikan
keragaman masyarakat Islam dan budayanya. Secara garis besar galeri lantai 3
dibagi menjadi tiga kategori, yakni Galeri Arsitektur, Galeri Quran dan
Manuskrip, dan Galeri Ottoman. Dan pertama kali keluar dari lift pandangan mata
pengunjung akan langsung dihadapkan pada Galeri Arsitektur yang berisi koleksi
miniatur-miniatur masjid megah berarsitektur unik dan indah yang ada di
berbagai belahan dunia. Beberapa di antaranya adalah masjid-masjid paling suci
dalam Islam, yakni Masjid Al Haram, Masjid Al Aqsa dan Masjid Nabawi. Ada juga
miniatur-miniatur masjid dari belahan Asia Timur, Eropa dan Afrika. Miniatur-miniatur
tersebut dibuat sedemikian indah dan sangat detail hingga benar-benar
menyerupai aslinya. Cantik sekali!
Di samping
miniatur-miniatur cantik tersebut, di lantai ini kita juga bisa melihat benda-benda
bersejarah peninggalan Turki Utsmani dalam Galeri Ottoman serta beragam koleksi
Quran dan manuskrip-manuskrip tua representasi sejarah perkembangan Islam selama
berabad-abad yang terpajang di dalam Galeri Quran dan Manuskrip.
Rasa penasaran dan
antusiasme yang tak berkurang—meskipun sejujurnya kaki mulai lelah akibat
mengitari hampir setiap sudut dari museum yang luasnya kurang lebih 30.000
meter persegi ini—membuat kami terus semangat melangkahkan kaki menuju galeri
selanjutnya di lantai 4, yakni galeri yang berisi koleksi-koleksi keramik,
logam, perhiasan dan tekstil peninggalan peradaban Islam dari berbagai wilayah
mulai dari Asia, Timur Tengah, hingga Turki. Sayangnya, saya dan teman tak
terlalu banyak menghabiskan waktu di galeri lantai 4 ini mengingat waktu yang
sudah semakin sore. Kami pun bergegas turun ke lantai dasar.
Senang bukan
kepalang, di lantai dasar tepat di muka lift terdapat toko museum yang menjual
berbagai macam benda-benda kerajinan dan souvenir-souvenir khas IAMM dan negeri
Malaysia. Tokonya luas dan sangat nyaman. Bagi Anda yang hobi shopping,
waspadalah Anda bisa menghabiskan waktu lama di toko ini karena barang-barang
yang dijual di sini sangat unik dan beragam, mulai dari tas, pakaian, perhiasan,
buku-buku, hingga pernak-pernik kecil bercorak Islami lengkap dengan label
IAMM. Saya akui, saya pun menghabiskan waktu lama di toko ini karena bingung
dan terlalu asyik memilah-milih souvenir yang akan saya bawa pulang untuk
dijadikan oleh-oleh. Lebih dari setengah jam berputar-putar di toko, pegalnya
kaki kami tak bisa lagi ditahan. Kami pun menyudahi belanja, bergegas menuju
kasir dan ke luar toko. Sejenak kami duduk di kursi-kursi kecil yang disediakan
di depan toko untuk sekadar melemaskan otot kaki. Tak lupa kami manfaatkan
momen santai ini untuk mengambil foto berbagai sudut ruang lantai dasar IAMM.
Yang menarik, di luar ruangan terdapat kolam air mancur cantik dengan dominasi
warna biru segar. Kalau boleh berasosiasi, begitu melihat kolam air mancur
tersebut pikiran saya langsung teringat pada kolam-kolam bergaya ala
istana-istana di India (Taj Mahal) atau Turki.
Bagi pengunjung yang
merasa lapar setelah lelah berkeliling museum, di seberang toko IAMM tadi juga
terdapat sebuah restoran yang bisa dijadikan tempat singgah sejenak. Restorannya
sangat nyaman dengan dekorasi ruangan yang dijamin bisa menambah selera makan.
Setiap pengunjung juga akan dimanjakan oleh musik khas Arab dan Persia serta
latar belakang pemandangan air mancur taman yang menenangkan—seperti yang saya jelaskan
tadi. Makanan-makanan yang ditawarkan di restoran ini pun tak hanya masakan
Melayu tetapi juga masakan-masakan khas dan populer dari berbagai negara Timur
Tengah, seperti Libanon, Maroko, Yordania, Palestina dan Mesir.
Selain
fasilitas-fasilitas tersebut, sebenarnya IAMM juga menyediakan sarana
perpustakaan luas yang kabarnya mempunyai koleksi lebih dari 10.000 item berupa
buku-buku (termasuk banyak buku langka), foto-foto, jurnal, naskah, dan
sebagainya. Dan ternyata, perpustakaan IAMM juga merupakan Pusat Studi dan
Dokumentasi untuk Penelitian Naskah Melayu di Malaysia. Jadi, bagi Anda yang
mempunyai minat atau bahkan menggeluti studi naskah, IAMM dapat membantu Anda
mengakses atau mendapatkan bahan-bahan yang berkaitan dengan studi naskah. Namun,
sayangnya saya belum sempat mengunjungi perpustakaan tersebut waktu itu dan
belum sempat juga mencari tahu apakah perlu izin khusus atau persyaratan
tertentu—terutama bagi WNA—untuk masuk dan membaca buku-buku di dalamnya.
Waktu menunjukkan
pukul 04.30 sore waktu Malaysia, satu setengah jam menjelang IAMM ditutup (IAMM buka dari Senin s.d. Minggu jam 10 pagi - 6 sore). Kami
merasa waktu untuk duduk-duduk santai sudah cukup. Otot-otot kaki sudah kembali
siap menopang tubuh, semangat kami pun kembali muncul, tak sabar melanjutkan
perjalanan menapaki destinasi-destinasi selanjutnya di Negeri Jiran.
And
finally done! Islamic
Arts Museum Malaysia sudah di-checklist!
Semoga cerita saya bisa menggoda Anda untuk datang ke sana.
*Alamat Islamic Arts Museum Malaysia:
Jalan Lembah Perdana 50480
Kuala
Lumpur, Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar