Bertandang ke sebuah
negara tak akan lengkap rasanya jika kita tidak mengunjungi museum-museum yang
terdapat di dalamnya, terlebih bagi para penyuka sejarah dan budaya seperti
saya. Dan saat saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan ke negara tetangga
kita, Malaysia pada Maret lalu pun tujuan utama saya bukan lagi ke Petronas atau
KLCC Tower (seperti wisatawan kebanyakan), melainkan sebuah museum yang sudah
saya “incar” sejak lama. Museum ini dinobatkan sebagai museum seni Islam
terbesar se-Asia Tenggara. Anda tahu museum apa? Ya... museum yang menjadi
urutan pertama dalam places-to-go-list
saya itu adalah Islamic Arts Museum
Malaysia atau Muzium Kesenian Islam Malaysia (dalam bahasa Melayu).
Tidak sulit menemukan
IAMM (Islamic Arts Museum Malaysia)
karena letaknya yang strategis dan berada di pusat kota Kuala Lumpur. Lokasi museum
ini mudah dijangkau dengan moda transportasi apapun—mobil, LRT, bus, taxi, dll.
Kebetulan, waktu itu sebelum mengunjungi IAMM saya terlebih dulu singgah di
Masjid Negara. Jadi, saya hanya harus berjalan kaki sekitar 5 sampai 10 menit
untuk sampai di IAMM berhubung letak IAMM yang terbilang dekat dari Masjid
Negara. Berjalan kaki di Malaysia ternyata memberikan keseruan tersendiri bagi
saya. Selama berjalan kaki menuju IAMM saya rasakan jalanan sepi sekali —hanya
satu dua orang berlalu lalang, mungkin juga karena waktu itu adalah hari minggu
yang notabene merupakan hari libur. Hal menarik lain yang saya jumpai di
sepanjang jalan adalah kondisi jalan di Kuala Lumpur yang sangat bersih dari
sampah. Jujur, kondisi ini agak “menyentil” saya sebagai warga Indonesia,
khususnya Jakarta.
Setelah kurang lebih
10 menit berjalan kaki, akhirnya saya tiba juga di depan IAMM. Dari depan, bentuk
bangunan IAMM tampak unik dan megah. Dinding bagian depannya dipercantik dengan
adanya tulisan kaligrafi Arab berukuran besar beserta iluminasi-luminasi
bercorak indah yang didominasi warna biru, putih, dan kuning keemasan. Mata saya
tak hanya dimanjakan oleh bangunan IAMM yang cantik, tetapi juga lingkungan
sekitarnya yang tertata rapi dan asri dikelilingi pepohonan rimbun. Langkah
kaki saya percepat saat mulai memasuki pelataran gedung IAMM karena begitu
penasaran dan tak sabar ingin melihat seperti apa bagian dalam museum tersebut.
Pintu otomatis
langsung terbuka seraya menyambut langkah kaki saya yang mulai menginjak lobi
museum. Begitu masuk, saya langsung menuju ke meja resepsionis. Di sana sudah
berdiri seorang resepsionis cantik berhijab menyambut kedatangan saya dengan
salam hangat dan senyum ramah, “Assalamualaikum....
Selamat datang di Islamic Arts Museum Malaysia” begitu kira-kira ucapannya
seingat saya, tentunya dengan logat melayu yang sangat kental. Resepsionis pun
langsung menanyakan berapa jumlah tiket masuk yang akan saya beli. Waktu itu
kebetulan saya membeli 2 tiket masuk IAMM karena saya berkunjung bersama dengan
seorang teman. Harga 1 tiket (untuk wisatawan asing) adalah MYR 14.00 untuk dewasa
dan untuk anak-anak harga tiket lebih murah, yakni MYR 7.00. Sementara untuk
wisatawan lokal harga tiket yang diberlakukan jauh lebih murah lagi
dibandingkan harga-harga yang telah saya sebutkan. Dua tiket saya beli dengan
total harga MYR 28.00 atau sekitar Rp112.000,00 (nilai kurs waktu itu 1 ringgit
Malaysia berkisar hampir Rp4.000,00). Bersama tiket tersebut diberikan juga
buku panduan museum yang menjelaskan segala hal seputar IAMM dan isi-isinya.
Interior museum ini
betul-betul mengagumkan, semua sudut tampak terpelihara dengan baik. Itu baru
di bagian lobinya saja, Bagaimana dengan ruang galerinya? Rasa penasaran makin
membuat saya bersemangat untuk segera menuju ke dalam. Dan beruntungnya kami,
saat kami ingin beranjak menuju ke dalam galeri, resepsionis menjelaskan bahwa
di lantai 1 sedang ada eksibisi seni kaligrafi. Wah... semangat saya makin menggebu-gebu menuju ruang galeri di
lantai 1. Begitu memasuki galeri saya langsung dibawa ke dalam sebuah kondisi
yang sangat nyaman karena interior galeri yang indah dan karena saya
dikelilingi puluhan lukisan kaligrafi menakjubkan.
Sesuai kata
resepsionis tadi, di galeri ini memang sedang diselenggarakan eksibisi bertema Nun Wa Al Qalam. Dalam eksibisi ini
dipamerkan hasil karya seni kaligrafi Islam kontemporer dari 36 seniman yang
berasal dari 8 negara, antara lain Iran, India, Jepang, termasuk Malaysia
sendiri. Hasil karyanya jangan ditanya, betul-betul mengagumkan. Memandangi
satu persatu lukisan kaligrafi dengan beragam bentuk dan goresan warna,
ditambah makna mendalam yang disampaikan secara tersirat oleh masing-masing empunya
lukisan, sungguh sayang kalau dilewatkan. Tangan saya pun tak tahan untuk
mengabadikan satu per satu dalam bidikan kamera. Untungnya tak ada larangan
bagi pengunjung IAMM untuk menggunakan kamera, asalkan tidak menggunakan lampu blitz (flash) dan tidak menyentuh langsung (dengan tangan) karya-karya
yang dipamerkan.