Sumatra Utara... salah satu provinsi
di Indonesia yang terkenal dengan keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir-nya.
Dua ikon cantik itu pula—Toba dan Samosir—yang berhasil membangkitkan
ketertarikan saya untuk bisa datang menginjakkan kaki langsung di tempat ini.
Kepopuleran Danau Toba dan Pulau Samosir sudah saya dengar sejak kecil (lebih
tepatnya sejak saya mengenal pelajaran IPS di sekolah dasar hehe...) meskipun baru sebatas mengenal
nama besarnya. Seiring antusiasme saya yang semakin tinggi terhadap “dunia traveling”, muncul pula rasa penasaran
dan agak malu (terhadap diri sendiri) karena belum pernah sama sekali
mengunjungi Toba dan Samosir sebagai salah satu ikon Indonesia yang nama
besarnya bahkan sudah saya dengar sejak SD.
Akhirnya, tanpa berpikir lama saya memantapkan
hati untuk pergi ke Sumatra Utara pada Januari 2014 yang lalu. Bersama seorang
teman yang sudah menjadi travelmate
sejati saya (Tisnania Walyuni Wijiastuti) hehe...
kami berdua melakukan perjalanan singkat untuk “membedah” Sumatra Utara. Hanya
dalam waktu 3 hari 2 malam kami mencoba menjejakkan kaki di berbagai tempat
menarik di wilayah Medan, Parapat, Toba, Samosir dan sekitarnya.
Beruntungnya kami, pertama kali datang
ke Medan kami bisa langsung menjajal Bandara Internasional Kualanamu yang baru
(bukan lagi Bandara Polonia). Bandara Kualanamu sudah dibuka sejak akhir Juli
2013, namun baru diresmikan operasionalnya oleh Presiden RI pada bulan Maret
2014. Jadi, waktu saya datang Januari lalu sebenarnya pengoperasian bandara ini
belum diresmikan, tak heran kalau di beberapa bagian bandara masih terlihat proses
pengerjaan konstruksi yang belum rampung. Meskipun begitu, tak terlalu
mengganggu kenyamanan para pengunjung bandara. Dan saya bisa bilang bahwa
Bandara Kualanamu adalah bandara yang cukup megah dengan bentuk arsitektur menarik.
Konon katanya, bandara ini juga merupakan bandara ke empat di Indonesia yang
bisa didarati pesawat penumpang super besar sekelas Airbus A380, selain Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Hang Nadim dan Bandara
Internasional Ngurah Rai.
Tak hanya megah dan memiliki landasan
luas, Bandara Kualanamu juga dilengkapi dengan fasilitas kereta api bandara. Ini
menjadi sangat menarik karena fasilitas semacam ini baru pertama kali lhooo diterapkan di Indonesia dan Kualanamu adalah
bandara pertama di Indonesia yang menerapkannya (bahkan belum tersedia di
Bandara Soekarno-Hatta). Dengan adanya fasilitas tersebut, masyarakat mempunyai
pilihan transportasi alternatif yang dapat mempermudah akses keluar masuk
bandara, yang tentunya lebih efisien dari sisi waktu dan lebih baik dari sisi
kenyamanan.
Tak ingin melewatkan kesempatan bagus
ini, saat di Medan saya dan teman juga menjajal fasilitas kereta api bandara
ini. Kami menggunakan kereta api saat perjalanan pulang dari Kota Medan menuju
Bandara Kualanamu. Kami berangkat dari Stasiun Medan dan tiket menuju Kualanamu
dapat langsung dibeli di stasiun. Harga tiket kereta api untuk tujuan Medan –
Kualanamu adalah sebesar Rp80.000,00, harga yang sama juga berlaku untuk
perjalanan sebaliknya dari Kualanamu menuju Stasiun Medan. Setelah membayar
Rp80.000,00 per orang kita akan mendapatkan satu tiket yang berbentuk kartu
elektronik yang dapat terdeteksi mesin tapping
(yah... semacam kartu yang digunakan untuk commuter line di Jakarta). Di
Stasiun Medan disediakan fasilitas ruang tunggu yang nyaman bagi para pengguna
kereta api bandara. Setelah membeli tiket, kami menunggu sejenak di ruang
tunggu. Namun, tak lama kemudian terdengar informasi bahwa gate untuk kereta api menuju bandara telah dibuka. Saya dan teman
saya pun langsung bergegas. Untuk menuju kereta api, terlebih dahulu kami harus
melewati gate dan proses tapping menggunakan tiket yang telah
kami beli tadi.
Setelah melewati gate pun saya dikejutkan dengan penampakan sebuah kereta api yang
bagus dan masih mulus. “Wow... serius keretanya
masih bagus bangeeet!” Kata-kata itu yang secara refleks terlontar dari
mulut saya begitu melihat wujud keretanya (agak norak haha...). Kami berdua pun segera memasuki gerbong kereta dan
mencari kursi sesuai nomor yang tertera di tiket. Karena agak sedikit
kebingungan mencari kursi kami, saya pun bertanya kepada salah satu “pramugari”
yang ada di sana dan dengan sigap ia mengantarkan kami ke kursi (Yap...
layaknya di pesawat terbang atau kereta eksekutif, di tiap gerbong kereta api
ini juga terdapat seorang petugas wanita serupa pramugari yang senantiasa siap
sedia membantu para penumpang.
Saya duduk di kursi yang telah
ditunjukkan oleh petugas wanita tadi sambil sibuk memperhatikan tiap sudut
gerbong karena agak takjub. Kereta tersebut terbilang luar biasa bagus terlebih
jika dibandingkan dengan bentuk kereta api pada umumnya yang ada di Indonesia
atau Jakarta. Semua yang ada di dalam kereta tersebut tampak baru dan bergaya
modern. Usut punya usut kereta api ini diimpor langsung dari Korea Selatan. Dan
momen seperti ini sayang kalau tidak diabadikan. Seketika saya mengeluarkan
kamera dan sibuk memotret sana-sini.
Perjalanan dari Medan menuju Kualanamu
menggunakan kereta api ini dapat ditempuh antara 35 – 45 menit. Kereta ini berjalan
santai, jadi para penumpang juga dapat asyik menikmati bahkan memotret pemandangan
Kota Medan yang indah selama berada di perjalanan. Dan bagi penumpang yang tiba-tiba
ingin update status di social media tapi kesulitan mengakses
internet? Hehe... Jangan khawatir
karena kereta api ini dilengkapi dengan wifi. Keren kan... Lumayan... 45 menit akses internet gratis haha...
Setelah menempuh kurang lebih 45 menit
perjalanan, akhirnya kami sampai di Bandara Internasional Kualanamu. Begitu
keluar kereta, penumpang tak perlu lagi berjalan jauh untuk masuk ke bandara
hanya tinggal keluar dari gate stasiun
yang terhubung langsung dengan bagian dalam bandara. Hopefully... di lain waktu akan kembali lagi ke Medan dan merasakan
Kualanamu dan railink services-nya
untuk yang ke dua kali, tiga kali, dan seterusnya. Dan berharap secepatnya akan
ada moda transportasi serupa di Bandara Internasional Soekarno-Hatta! Amin... hehe...
Traveling akan selalu mempertemukan kita pada hal-hal baru yang ajaib di luar sana. Ada kalanya senang, bangga, merasa tangguh, sulit,
lelah, menegangkan dan penuh kejutan. Tak pernah bisa diduga tapi kelak akan jadi cerita bahagia!
Traveling will always lead us with new
things magical out there. There are times when being pleasant, prides, tough,
tired, stressed and full of surprises. Unpredictable but later certainly it will be a happy story!
** Puri Yuanita Yuwono **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar